KABARET DARAH GARUDA (PRAJURIT TERAKHIR) SABTU, 30 MARET 2013, 19.00 WIB, HALL STMIK ATMA LUHUR PANGKALPINANG

Thursday, April 16, 2009

kabaret colosseum (II)

klik bagian I

SABTU, 28 MARET 2009

Hari itu begitu luar biasa bagi setiap civitas Gita Persada. Setiap usaha selama 4 bulan dibelakang akan terlihat hasilnya pada malam pukul 19.00 wib.

Oke semuanya kita kronologiskan mulai dari malam sabtu (270309). Untuk memastikan keamanan property, beberapa dari rekan TP dan Panitia menginap digedung, sekaligus inventaris kembali semua property.

Pagi hari, kita mulai dengan membenahi dan bersihbersih gedung. Beberapa rekan panitia satu persatu dateng, tim produksi nongol satusatu, dan tementemen dari OSIS ikut nimbrung bantuin ngebenahin gedung.

Setelah kursi tersusun rapi dan kekurangannya telah dicukupi, so next adalah dekorasi gedung.

Manajemen kemudian meminta bantuan beberapa keluarga Photobucket yang berada di naungan IKA Gita Persada untuk menset dekorasi serta menata tempat duduk untuk para tamu dan penonton.

Seluruh artis pada pukul 12.00 wib kita minta untuk pulang dan beristirahat dan kemudian harus sudah di gedung pukul 15.30 wib, (duh walau ternyata ada satu yang entah kenapa pukul 17.00 baru dateng.)

Kemudian sesuai dengan prosedur, seluruh artis pada pukul 15.30 kita karantina, tidak diperkenankan keluar dari lingkungan Graha IKBT.

Briefing dilakukan setelah wawancara live oleh Sonora FM.
Semua dalam keadaan tegang saat briefing, tak terkecuai tim produksi. Karena saat itu, semua dituntut untuk secara detail menginventaris semua property pribadi maupun properti panggung. Selain itu, review semua awak panggung. Penentuan stage manager, operator, tata cahaya dsb juga kembali ditegaskan.

Semua siap. Semua menunggu waktu pentas.

Ba’da maghrib, semua konsumsi untuk tamu telah ok. Terimakasih kepada Ibu Susi, Ibu Ita atas bantuannya.

Beralih ke belakang panggung.


Semua artis mulai di make up satu persatu. Penangan make up ini dilakukan oleh SDM keluarga gita persada. Make up karakter dilakukan sesuai dengan yang telah disepakati.
Photobucket Photobucket


Briefing akhir serta do’a sebelum pentas pun dikumandang di atas udara panggung. Setiap helaan nafas adalah janji, setiap tetes air mata adalah pengharapan dan setiap tawa adalah kesetiaan untuk keluarga.
Photobucket
Wajah setiap awak panggung mengeras dengan sesekali tersenyum. Setiap artis berdiri gelisah disayap panggung.

Udara yang panas, dan gerak yang harus tegas, mengawal setiap awak panggung dalam mengkondisikan panggung sesuai dengan permintaan naskah serta story board yang telah disepakati.

Semua bergerak, semua menghayati peran masing-masing.

Semua siap. Semua menunggu.

Dan ketika rekaman mengudara, ruh colosseum melayang disetiap sudut graha, menghisap waktuwaktu di belakang yang kemudian melahirkan tekad.
“Telah tiba waktunya, teman !”

Tidak ada alasan untuk mundur, dan tidak ada alasan untuk membiarkan layar itu terus rapat.

Tidakkah kau dengar gemuruh tepuk tangan yang mendengung ditelingamu…?
Tidakkah kau lihat, satu persatu cahaya graha mulai dimatikan…?
Akankah alasan kecemasan yang engkau ceritakan kepadaku kemarin masih layak sekarang, teman…?

“aku mendengar, aku melihat dan aku merasakan adrenalin ku membuncah teman. Aku siap !”.

Sabtu, 28 Maret 2009, pukul 20.19 wib, hitungan mundur diperdengarkan, dan layar itu pun dibuka. Membahana. Megah. Luarbiasa.

Photobucket

Indah bukan teman. Kita telah membuktikan kepada sang waktu, kita bisa meciptakan karya saat ini !

KWARTA PRASETYA GITA PERSADA

Gita persada dari sukma membentuk jiwa
Gita persada menggapai makna dalam sikap
Gita persada memacu karya dalam masa
Gita persada diantara waktu memusat satu

Photobucket

Credits of Colosseum :

TIM PRODUKSI

Naskah, Lighting : Andy,
Sutradara : Iwan,
Fotografer : Yuniarto,
Asisten Sutradara : Rachmad K.,
Manajemen, Editor, Operator, Konsumsi, Transportasi : Yopi,
Asisten Sutradara, Desain Kostum : Budi
Manajemen, Artistik : Dwi,
Properti, Konsumsi : Jhon,
Penata Lakon, Stage Manager, Story Board : Rusfin,
Ticketing, Keamanan : Irwandi,
Fotografer : Rafiq
Ticketing : Viki,
Dekorasi, Make-up : Angginta,
Dekorasi, Make-up, Konsumsi : Emma,
Dekorasi, Make-up, Ticketing : Sari,
Koreografer, Artistik : Jefri,
Properti, Artistik : Iman,
Properti, Artistik : Nuzul,
Koreografer, Ticketing : Hera
Camera Person : Yunan
Property, Artistik, Desain Kostum : Prayudi,
Artistik : Nanda.


CASTS :

Firdaus : Kaisar, Mormix, Pengawal
Endy : Titus, Edy : Verus
Desi : Zelda, Esya : Zelta
Ryan : Poltak, Pengawal, Iwan fals
Ayu : Klaudis
Uki : Melix, Zeli : Kurtis
Jeni : Dortis, Rosefa : Rubis
Riski : Gladiator, Gina : Zuma
Dini : Sirikus, Manda : Virus
Rudi : Alexus
Najmul : Sumo, Sandy ; Wartawan
Riski : Pendekar Mabuk

DANCER:

Jefri, Hera, Nana, Evi, Reyi, Reza, Bram, Najmul, Risky, Dyta

Oke pals, demikian edisi untuk kali ini. Mohon ma’af atas kekurangan dalam tulisan ini. Berbagai kritik serta saran bisa langsung diomongin ke redaksi. Atau kalo malu-(maluin) bisa lewat pesan elektronik via e-mail atau sarana lain.

e-mail : gitapersada@gmail.com

(email tersebut sekaligus ID pada facebook dan friendster Teater Gita Persada)

Foto-foto situasi H minus, H dan H Plus Kabaret Colosseum bisa dilihat di album elektronik facebook milik Gita Persada.


Naskah : YM! GPC 29
Foto : Totok GPC 06, YM! GPC 29, Rafiq

album online kabaret colosseum

sesi H-
sesi decorating


untuk yang lain, silahkan lihat di FB Gita Persada setelah anda login


kabaret colosseum (I)

(tulisan ini juga diterbitkan dalam versi cetak pada gitAntara, sebuah catatan perjalan keluarga besar teater gita persada)

klik untuk bagian II

Kehidupan manusia tidak lepas dari namanya catetan. Lahir kita pada dicatat di catatan sipil, mati di catet lagi di kelurahan.
But, tenang kita ga nyeritain masalah yang di atas. Ribet. Kita Cuma pengen membuat catatan untuk dikenang kenang dan disikapi dengan baik.

Ok pals, gitAntara merupakan sebuah usulan untuk sebuah jurnal yang berisi catatan kegiatan teater gita persada smansa pangkalpinang. Sederhana. Karena memang pengetahuan kita tentang tulis menulis masih begitu sederhana. Dan sifatnya sanga terbuka dalam menerima masukan dan solusi.

Oke, kita berangkat ke topik berikutnya, KABARET COLOSSEUM.
Penulis akan mecoba mengulas dari masa persiapan sampai Hari H (ada yang tau kenapa hari pelaksanaan di sebut HARI H..?)

Pembagian Naskah
Setelah wacana pementasan colosseum terangkat lagi setelah setaun sebelumnya tertunda, kita membuka lagi naskah untuk dipelajari oleh setiap anggota aktif (kelas X dan XI). Pemahaman
Photobucket
naskah dilakukan dengan cara membaca satu persatu dialog secara
simultan oleh setiap anggota teater secara berjama’ah maupun secara individual. Dari sini diharapkan tiap calon artist kabaret dapat menentukan tokoh apa yang akan ia pilih saat casting.

Casting
Casting merupakan semacam “uji kelayakan” seorang calon artist terhadap lakon yang telah ia dipilih sebelumnya. Disini tidak menutup kemungkinan, seorang calon artis mendapat peran berbeda dengan lakon yang ia pilih sebelumnya.
Dalam casting ini, keluarga gita persada di wakili oleh Bang Andy dan Bang Iwan sebagai caster (eh bener ga sih istilahnya caster hihihi…).

Dubbing
Karena pementasan besar kita saat ini adalah kabaret, maka setiap dialog akan direkam untuk kemudian akan digunakan saat pementasan.
Secara sederhana situasi sebelum dan saat dubbing adalah sebagai berikut.

Bagi calon artis kabaret yang telah terpilih untuk memerankan satu lakon atau lebih, maka proses selanjutnya adalah pengkarakteran dialog (sampe sini ngerti ga..?). Photobucket
Idealnya setiap artis mengisi suara untuk dirinya sendiri, namun
karena suatu pertimbangan yang dilatar belakangi saat latihan dialog, ada kalanya dialog diisi oleh pihak lain, baik anggota aktif maupun keluarga gita persada yang lain (baca:alumni).

Berikut daftar para dubber yang melakukan sulih suara di studio fame pada tanggal 010209.
Firdaus : Kaisar, Endy : Titus, Yopi : Verus, Hera : Zelda, Uki : Kurtis, Heru : Melix, Tedy : Mormix, Prayudhi : Poltak, Dwi : Pengawal 1, Ryan : Pengawal 2, Edy : Alexus, Esya : Zelta, Dini : Sirikus, Ayu : Klaudis, Yura: Dortis, Manda : Virus, Jeni : Rubis, Widya : Zuma (thx sista, we miss u).

Photobucket

Editing
Oke proses berikutnya adalah editing hasil rekaman dubbing. Untuk
penyambungan antar dialog dan “pembersihan” hasil rekaman, dilakukan oleh Bang Wahyu Fame.

Namun untuk pengisian dan pemilihan lagu, proses editing ini dilakukan oleh tim dari keluarga Gita Persada (Tim Utama : Yopi, Prayudhi, Hera dan Nuzul; Tim Pendukung : Firdaus, Edy, Ryan).

Mudah-mudah gampang prosesnya (hehehe…). Memilih lagu atau lirik yang sesuai dengan dialog dan atau suasana yang di minta oleh naskah merupakan kenikmatan tersendiri.

Untuk satu dialog atau satu scene, lagu usulan kadang lebih dari satu, dan tidak menutup kemungkinan ketika diperdengarkan kepada TIM Produksi, mereka dengan tega bilang
“eh mang, nih lagu ga cocok ma dialog, GANTI !!!”.
Hahaha…, dongkol..? Pasti. But jika argumen TP masuk akal dan solusi yang mereka berikan bagus, ya kita ganti, klo ga, OGAH, hehehe…..

Proses Editing sepenuhnya menggunakan perangkat lunak Sound Forge dan Sony Vegas. Keduanya merupakan produk SONY.

Latihan Akting
Latian ini telah dilakukan sebelum proses dubbing dilakukan, tentu saja, setiap artis diwajibkan menghapal naskah. Namun setelah hasil dubbing selesai, artis kita Cuma melakukan Lip Synchronizing, namun untuk itu, tetep mereka kudu bin fardhu ngapalin naskah.

Photobucket

Dalam latian ini, terjadi beberapa penggantian peran. Ini dilakukan setelah evaluasi oleh TIM Sutradara dan para Penata Lakon. Pada latihan ini juga pengembangan naskah dilakukan, begitu juga hasil editing di evaluasi secara real time, sehingga untuk latian berikutnya dubbing telah diperbaiki. Latihan dilakukan di Kampus Smansa Pangkalpinang, pada hari Senin, Kamis dan Minggu. Namun dasar manusia, ada aja yang bikin ulah pas latian, ngambek lah, telatlah. Mengganggu ? Sangat mengganggu, karena sinkronisasi antar artis saat pentas akan terganggu, chemistry antar pemain susah akur.

Latihan kemudian diintensifkan satu bulan pra hari h. setiap hari para artis
kita dengan sukarela dan terpaksa (hihihi…) dateng ke kampus buat latian.

Property Time
Property disini adalah segala perlengkapan yang dibutuhkan saat pementasan, baik eksternal (misal ; box level, kursi) maupun internal (misal : kostum).
Pada awalnya, proses pembuatan properti kita lakukan di rumah Esya. Lumayan jauh, but karena untuk kepentingan bareng, ya pada dateng beberapa rekan panitia dan tim produksi. Disini kita membuat kursi, box level dan pilar.

Uh, kita pengen berterimakasih bgt buat Ibu Remi yang telah menjamu kita dengan berbagai
pilihan makan siang saat pembuatan properti. Baik banget kan, udah diberantakin
halamannya, eh dikasih makan siang lagi. Sedaaaap…!!! Photobucket

Kemudian setelah kita mendapat pinjaman lokal oleh pihak sekolah, kita kemudian migrasi dari Terak menuju Kacang Pedang. Yang semula jadwal pembuatan property hanya hari Minggu, kita tingkatkan menjadi tiap hari. Photobucket Bagi mereka yang belum kebagian latian, diminta untuk bantubantu tim properti. Namun untuk beberapa kostum, kecuali desain, kita meminta pihak profesional untuk menjahit.

Dana Usaha
Oopss, ada yang kelewatan nih.
Klo ga ada duit, mana bisa halhal diatas dapat dilakukan. Dalam urusan duit ini, kita mendapat bantuan dari pihak Smansa, Pemerintah Prop. Kep. Bangka Belitung, PT. Timah, Tbk., PT.Bank Muamalat, RSUD Pangkalpinang dan untuk iklan udara, Sonora FM.
Dari sekian banyak proposal yang disebarkan, alhamdulillah, pihak-pihak terebut di atas memberikan apresiasi yang luar biasa, baik secara materil maupun moral bagi Teater Gita Persada. Kita juga ingin berterimasih kepada OSIS Smansa atas bantuan yang diberikan. Thanks sob, you’re cool…Photobucket

MASUK GEDUNG
Semua property satu-satu kita pindahin dari markas besar di Kampus Smansa ke Graha IKBT di Bukit Baru. Satu persatu kita inventaris lagi semua yang telah kita buat. Satu persatu juga semua yang kurang kita buat digedung. Photobucket Photobucket Setelah klop dengan kebutuhan pentas, properti kita instalasi di panggung, dan bagi para artis, mereka kita minta untuk mengenakan kostum dan property pendukung karakter mereka. Baru kemudian kita evaluasi kembali, kita perbaiki dan kita tambah.

Digedung ini juga, para artis melakukan latian di atas panggung sebenarnya agar mereka beradaptasi dengan kondisi panggung sekaligus pembenahan mental. Latihan di lakukan siang atau malam tergantung situasi, namun khusus H-2 dan H-1, gladi kita lakukan malam
hari dengan menggunakan semua property yang telah dipersiapkan.

Namun sayang, instalasi sistem pencahayaan dan tata suara mengalami halangan, sehingga hanya pada hari H saja kedua sistem tersebut bisa dimanfaatkan.
But, segala sesuatu ada caranya dan ada hikmahnya bukan..?!

Di gedung ini juga semua bersatu, tertawa, sedih, haru, suka, marah terangkat kepermukaan secara lugas. Tensi para Tim produksi yang menginginkan kesempurnaan mangalami eskalasi.
Adu argumen, baik dengan para artis atau sesama tim produksi ga terelakkan lagi. Photobucket Namun Alhamdulillah, semuanya mengerucut menjadi sebuah solusi dan pemahaman,

“pentas ini milik kita, dan kita lah yang harus kerja keras agar pentas kali ini sukses”.

DEMI KEJAYAAN KELUARGA

Terjadi beberapa insiden kecil yang membumbui gladi. Beberapa pemain
tepar. Tingkat stress yang tinggi, kelelahan fisik jadi pemicu utama. Beberapa pemain tumbang saat gladi. Photobucket Saat ditanya kenapa mereka begitu, jawabnya rata-rata ibidem, sama : “tadi ga makan kak”. Aiihh..

Hohoho, Pusing, manajemen artis pun pelanpelan menyusun plan B, yakni mencari back up artis, jika seandainya mereka yang “berjatuhan” saat pentas ini tidak fit saat hari H. Photobucket Namun, Alhamdulillah, semua pemain dalam keadaan fit saat hari H.